Shutter speed adalah pengaturan pada
kamera yang mengontrol lamanya waktu shutter terbuka, sehingga
memungkinkan cahaya masuk melalui lensa ke sensor di dalam kamera.
Shutter speed diukur dalam detik – atau dalam fraksi yang sangat kecil
dari satu detik. Semakin besar penyebut, maka shutter speed mempunyai
kecepatan yang lebih cepat (1/1000 jauh lebih cepat dari 1/30).
Pada kondisi yang sangat cerah ketika ada
banyak cahaya, jika shutter terbuka terlalu lama kemudian maka akan
terlalu banyak cahaya yang sampai ke sensor. Ketika ini terjadi, gambar
yang dihasilkan sangat pucat atau hampir semuanya putih. Ini dikenal
sebagai Over Exposed.
Ilustrasi besarnya shutter speed dan jumlah cahaya yang masuk |
Shutter speed yang tersedia pada kamera
biasanya merupakan kelipatan, antara lain: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60,
1/30, 1/15, 1/8, dll. Beberapa kamera juga memberikan pilihan untuk
shutter speed yang sangat lambat, yaitu dalam ukuran detik (misalnya 1
detik, 10 detik, 30 detik, dll). Pengaturan ini dapat digunakan dalam
situasi cahaya yang sangat gelap. Beberapa kamera juga mempunyai mode
‘B’ (atau ‘Bulb’). Mode Bulb memungkinkan kita untuk membuka shutter
selama kita terus menekan tombol shutter. Sebaliknya, juga ada mode ‘T’
(atau ‘Time’). Dengan mode Time, shutter speed akan tetap terbuka sampai
kita menekan tombol shutter lagi.
Contoh sederhana, untuk mendapatkan foto
yang terekspos dengan sempurna pada kondisi yang cerah, dengan
mengabaikan semua pengaturan kamera lainnya, kita perlu untuk membuka
shutter selama setengah detik. Setengah detik ini memungkinkan jumlah
cahaya yang tepat masuk melalui sensor untuk mendapatkan gambar yang
terekspos sempurna.
Sedangkan pada kondisi gelap, saat tidak
banyak terdapat cahaya. Jika kita mengambil gambar dan pengaturan
shutter speed masih sama seperti pengaturan pada kondisi terang, maka
gambar yang yang dihasilkan akan sangat gelap, atau disebut dengan Under
Exposed. Hal ini karena tidak ada cukup cahaya yang masuk melalui
sensor kamera dalam setengah detik. Jadi sebagai kompensasi terhadap
tingkat cahaya yang lebih rendah, kita perlu untuk membuka shutter lebih
lama.
Semakin lama shutter terbuka, semakin
berpotensi menghasilkan gambar yang kabur (blur). Sedikit saja gerakan
(shake) saat shutter terbuka akan menghasilkan efek blur. Kadang-kadang
ini bisa menjadi efek yang diinginkan, tetapi sebagian besar kita
menginginkan gambar yang tajam. Menggunakan tripod, atau meletakkan
kamera pada benda yang stabil dapat membantu mengurangi kemungkinan
terjadi blur.
Kebanyakan kamera digital memiliki
pengaturan otomatis di mana kamera dapat memutuskan apa pengaturan yang
terbaik, sehingga kita hanya perli mengarahkan ke arah yang benar dan
menekan tombol shutter. Ini mungkin yang sangat gampang, tapi dengan
begitu kita tidak bisa bereksperimen dengan pengaturan manual untuk
memahami efek apa yang akan muncul. Setelah memahami pengaturan shutter
speed dan efek apa yang bisa dihasilkan, kita akan bisa menghasilkan
foto yang jauh lebih kreatif.
No comments:
Post a Comment